Jogja Move Art

Karya Anilusian di Jogja Move Art: Merayakan Keberanian dan Kemandirian Wanita

Di dunia seni yang selalu dinamis, pameran menjadi jendela untuk mengekspresikan kreativitas, memicu percakapan, dan memperluas koneksi antar seniman. Salah satu acara yang paling dinantikan pada tahun 2024 ini adalah Jogja Move Art pameran seni kontemporer yang menjadi panggung bagi berbagai seniman untuk berbagi karya mereka yang sarat makna. Berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta dari tanggal 28 September hingga 1 Oktober, acara ini mengusung tema “Tumpuk Undung: Likalaku Session,” yang berhasil menyatukan para seniman dengan gaya dan latar belakang yang berbeda.

Di antara banyak seniman yang berpartisipasi, saya bertemu dengan Ani (Anilusian) salah seorang alumni SMK Grafika Solo atau yang sekarang menjadi Sekolah Desain Grafis Solo yang juga ikut menjadi seniman partisipan dalam pameran ini. Dalam wawancara eksklusif dengan Anilusian, kami menggali lebih dalam tentang keterlibatannya dalam Jogja Move Art 2024 dengan karyanya yang mengisahkan tentang keberanian, kreativitas, dan prinsip kuat yang menjadi dasar dalam setiap goresan karyanya.

Jogja Move Art: Titik Temu Antara Generasi Kreatif

Ketika ditanya tentang bagaimana ia bisa terlibat dalam acara pameran ini, Anilusian dengan antusias menjawab, “Aku terlibat rajin-rajin mencari info pameran seni.” Bagi Ani, kesempatan untuk tampil di Jogja Move Art tidak hanya datang dari keberuntungan, tetapi juga dari keuletan dan kemauan kuat untuk selalu mencari peluang. Pameran seni seperti ini adalah wadah ideal bagi seniman untuk mengeksplorasi kreativitas mereka di hadapan khalayak yang lebih luas. Tidak seperti kebanyakan seniman yang mungkin cenderung memainkan tema lokal atau tradisional, Ani dengan tegas menampilkan karya yang jauh dari stereotip. “Biarpun karya yang satu ini jauh dari kesan Indonesia banget atau realis Jawa, ada arti mendalam di baliknya,” jelasnya. Karya yang dipamerkan kali ini menggunakan dominasi warna merah, yang menurutnya merepresentasikan keberanian. “Warna merah itu lambang keberanian. Karyaku ini menggambarkan wanita yang harus berani, mandiri, percaya diri, berani untuk benar, dan mempunyai prinsip.”

Baginya, seni adalah refleksi diri dan media untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada dunia. Lewat karyanya, ia ingin menekankan bahwa wanita bisa menjadi kuat dengan caranya sendiri, dan keberanian adalah kunci untuk mencapai hal-hal luar biasa. “Jadilah berani sebagai wanita sesuai versimu, dan jangan takut untuk melangkah sendiri,” tambahnya. “Jogja Move Art itu unik karena karya dari banyak seniman berkumpul jadi satu dengan warna, arti, dan kreativitas yang beragam,” ucapnya penuh kekaguman. Dengan berbagai karya dari seniman yang memiliki pendekatan dan perspektif yang berbeda, Jogja Move Art menjadi semacam titik temu antara generasi kreatif.

Di acara ini, para seniman bukan hanya memamerkan karya, tetapi juga berbagi ide, berdiskusi, dan menciptakan relasi yang saling memperkaya. Hal ini pula yang membuat Anilusian semakin termotivasi untuk berpartisipasi. “Jogja Move Art memberi kita wadah untuk pameran karya, yang sangat penting untuk perkembangan sebagai seniman.” Menurutnya, ruang-ruang seperti ini memberikan peluang berharga bagi seniman muda untuk belajar, berkembang, dan memperluas jaringan. Ini adalah momen untuk keluar dari zona nyaman, memperlihatkan karya kepada dunia, dan menerima apresiasi maupun kritik yang konstruktif.

Anilusian - Seniman Partisipan Jogja Move Art 2024
Anilusian - Seniman Partisipan Jogja Move Art 2024
Jogja Move Art Sebagai Wadah untuk Berkembang

Proses kreatif bagi seniman tidak selalu mulus, dan sering kali penuh dengan tantangan. Namun, bagi Ani, setiap tantangan justru menjadi pemicu untuk terus berkarya. Ketika ditanya tentang tantangan terbesar dalam mempersiapkan karyanya untuk Jogja Move Art, ia menjawab dengan candaan, “Hampir tidak ada sih, karena hidup saya sudah cukup menantang.” Jawaban itu mungkin terdengar ringan, tetapi sebenarnya mencerminkan semangat pantang menyerahnya. Sebagai seniman muda, ia tahu betul bahwa setiap proses kreatif membutuhkan dedikasi dan tekad kuat. Baginya, tantangan bukanlah penghalang, melainkan bagian dari perjalanan kreatif itu sendiri. Di balik setiap karya yang ia hasilkan, ada keteguhan hati dan komitmen untuk terus berkembang sebagai individu dan seniman.

Seni visual di Indonesia terus berkembang pesat, dan ia melihat hal ini sebagai sesuatu yang positif, terutama bagi seniman muda seperti dirinya. Perkembangan tersebut tidak lepas dari pengaruh globalisasi, kemajuan teknologi, serta semakin luasnya akses terhadap pendidikan dan informasi. Semua ini memungkinkan generasi muda untuk lebih berani dalam mengekspresikan diri mereka melalui seni. Jogja, sebagai pusat budaya di Indonesia, memainkan peran penting dalam perkembangan seni visual ini. Di kota ini, kreativitas selalu menemukan jalannya, baik melalui galeri-galeri seni, komunitas kreatif, maupun pameran seperti Jogja Move Art. Sebagai bagian dari generasi seniman muda Indonesia, Anilusian merasa bahwa momentum ini adalah saat yang tepat untuk terus mendorong batas-batas kreativitas dan memperkenalkan karya-karya inovatif ke dunia.

Karya Anilusian, Lukisan Wanita Berani - Jogja Move Art
Karya Anilusian, Lukisan Wanita Berani - Jogja Move Art
Seni sebagai Cerminan Keberanian dan Kemandirian

Sebagai alumni SMK Grafika Solo, Anilusian merasa memiliki tanggung jawab untuk berbagi pesan dan inspirasi kepada generasi berikutnya. “Jangan takut berkarya, lakukan saja. Jangan banyak ngeluh, dan kurangi tuh main TikTok,” pesannya kepada siswa-siswi yang bercita-cita menjadi seniman. Menurutnya, seni membutuhkan fokus, dedikasi, dan kerja keras, tetapi di atas segalanya, keberanian untuk memulai dan tidak takut gagal adalah kunci.

Melalui partisipasinya di Jogja Move Art, Ani berharap bahwa ia dapat terus berkembang sebagai seniman, mendapatkan pengalaman baru, dan berkontribusi dalam komunitas seni Indonesia yang semakin kuat. Ini adalah kesempatan baginya untuk menginspirasi orang lain dan pada saat yang sama, mendapatkan inspirasi dari karya-karya yang ditampilkan oleh seniman lainnya.

Jogja Move Art 2024 bukan sekadar pameran, tetapi sebuah panggung untuk berbagi cerita, inspirasi, dan membangun relasi. Bagi Ani, seni bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal bagaimana kita memahami dunia dan diri kita sendiri. Pesannya kepada generasi muda sangat jelas, berani berkarya, berani menjadi diri sendiri, dan jangan pernah berhenti untuk terus bermimpi.

Oleh : 
Jurnalistik Media & Komik